Di tahun 2024 ini Indonesia mengalami kenaikan kasus Monkeypox atau sering dikenal sebagai cacar monyet. Monkeypox awalnya dikenal sebagai penyakit endemik di Afrika, kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di wilayah Afrika Tengah dan Barat, khususnya di daerah hutan hujan tropis. Namun, seiring meningkatnya globalisasi dan perubahan lingkungan, penyebaran Monkeypox telah melampaui batas-batas geografis hingga mencapai Indonesia.
Di Indonesia, kasus Monkeypox awalnya muncul secara sporadis, tetapi seiring berjalannya waktu, terjadi peningkatan tajam di berbagai provinsi. Peningkatan jumlah kasus ini menimbulkan kekhawatiran karena cacar monyet berpotensi menyebar secara cepat.
Kenaikan Kasus Monkeypox 2024, Berikut Sebaran Daerahnya
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah kasus Monkeypox di berbagai wilayah. Penyebaran kasus cacar monyet terlihat di daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.
Penyebaran penyakit ini tidak hanya terbatas pada daerah perkotaan, tetapi juga mulai menjangkau daerah pinggiran. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada, karena penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan atau individu yang membawa virus.
DKI Jakarta mencatat kenaikan kasus Monkeypox tertinggi dengan puluhan kasus terdeteksi dalam beberapa bulan terakhir. Di Jawa Barat, peningkatan kasus cacar monyet juga terjadi, terutama di kota-kota besar seperti Bandung dan Bogor.
Peningkatan jumlah kasus ini mendorong otoritas kesehatan setempat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat. Kegiatan pencegahan tersebut meliputi pelacakan kontak, karantina mandiri bagi pasien yang terinfeksi, dan peningkatan sosialisasi.
Pemerintah juga melakukan koordinasi dengan rumah sakit serta fasilitas kesehatan untuk memastikan kapasitas perawatan yang memadai bagi pasien Monkeypox. Meskipun penyakit ini tidak mematikan tetapi dikhawatirkan bisa menyebabkan gejala parah hingga komplikasi.
Faktor Risiko Penyebab Kenaikan Kasus Monkeypox
Kenaikan kasus Monkeypox bisa terjadi dengan cara sangat beragam dan beberapa faktor penyebab. Mulai dari kontak langsung dengan hewan berupa cakaran, konsumsi produk olahan hewan tertentu, bersinggungan dengan penderita, dan percikan liur hewan.
1. Kontak Langsung dengan Hewan
Salah satu penyebab utama penyebaran Monkeypox adalah interaksi langsung dengan hewan yang terinfeksi. Hingga saat ini di beberapa wilayah, masyarakat masih berinteraksi dengan satwa liar di hutan atau sekitar pemukiman.
Kenaikan kasus Monkeypox di Indonesia sendiri umumnya terjadi karena banyak masyarakat masih memelihara hewan liar atau satwa eksotis. Sedangkan hewan-hewan tersebut berpotensi sangat besar unuk menjadi sumber penularan virus.
Hewan seperti monyet, tikus, dan berbagai jenis rodentia lainnya dapat berfungsi sebagai inang bagi virus Monkeypox. Tanpa langkah pencegahan yang memadai, interaksi dengan beberapa hewan tersebut dapat memicu penularan virus dari hewan ke manusia.
2. Konsumsi Produk Olahan Hewan Tertentu
Selain melalui interaksi langsung dengan hewan, penyebaran Monkeypox juga dapat terjadi akibat konsumsi produk hewani yang tidak dimasak dengan baik. Virus ini dapat bertahan hidup pada daging atau produk hewani yang tidak dimasak secara menyeluruh.
Hingga saat ini sebagian masyarakat di Indonesia juga masih mengonsumsi daging hewan liar dengan proses pengolahan tidak sesuai keamanan. Dalam hal ini tidak aman berarti hewan belum dimasak sampai matang sehingga virus masih ada di dalam olahan.
3. Kontak Langsung dengan Penderita Monkeypox
Kontak langsung dengan penderita Monkeypox juga menjadi penyebab meningkatnya penyebaran virus ini secara lebih luas. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya edukasi dan pengetahuan masyarakat tentang cacar monyet dan gejalanya secara lebih rinci.
Gejala Monkeypox sendiri mirip dengan cacar air,seperti munculnya ruam dan lesi pada kulit. Kemunculan ruam dan lesi tersebut akhirnya menjadi media penularan virus pada orang lain ketika terkena atau menyentuhnya.
Penularan antar manusia ini juga dapat terjadi dalam situasi di mana kebersihan pribadi tidak terjaga dengan baik. Jadi untuk mencegah kenaikan kasus Monkeypox setiap orang harus menjaga kebersihan pribadi dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
4. Paparan Percikan Liur Hewan
Hewan yang terjangkit virus Monkeypox dapat menyebarkan virus tersebut melalui pernapasan, batuk, atau bersin, yang menghasilkan percikan liur. Untuk mencegah penularan, sangat penting mengenakan alat pelindung saat berinteraksi dengan hewan.
Alat pelindung yang dapat digunakan saat kontak langsung dengan hewan berisiko terinfeksi adalah masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung. Kasus penularan karena percikan liur hewan sendiri biasanya terjadi di area peternakan dan kebun binatang.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kenaikannya adalah dengan menjaga kesehatan hewan di lingkungan sekitar. Hal ini sangat penting karena dapat mengurangi risiko penyebaran virus dari hewan ke manusia secara signifikan.
Untuk mengurangi laju peningkatan kasus cacar monyet di Indonesia, sangat penting untuk melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Sehingga kenaikan kasus Monkeypox tidak terus berlanjut dan menyebar di berbagai daerah.