Belum banyak yang tahu bahwa sekarang cheerleading sebagai olahraga tidak hanya dipandang sebagai pemandu sorak saja. Kegiatan dinamis dan semangat ini menggabungkan unsur senam, akrobatik, tari, serta kerjasama tim.
Bahkan cheerleading termasuk dalam kategori olahraga berbahaya karena peluang cedera para atletnya. Sama seperti olahraga senam, seluncur indah, ataupun olahraga atletik lainnya, cheerleader termasuk kompetisi olahraga yang dinilai dan bersifat kompetitif.
Cheerleading Termasuk Olahraga tapi Belum Banyak yang Tahu
Selama ini masih banyak orang menganggap bahwa cheerleading adalah sekelompok orang yang melakukan kegiatan sebagai pemandu sorak. Beberapa menganggapnya sebagai tari dan hiburan semata.
Faktanya sejak akhir 2016, Komite Olimpiade Internasional merilis pernyataan resmi bahwa cheerleading adalah bagian dari cabang olahraga. Cheerleading ini mengombinasikan kardio, body lifting, gymnastic, dan koreografi sehingga punya kesulitannya sendiri.
Cheerleading sebagai olahraga sangat berkembang dan populer di seluruh dunia. Banyak negara termasuk Indonesia memiliki tim cheerleaders yang kompetitif dan mengikuti kompetisi internasional setiap tahunnya.
Daya tarik inilah yang membuatnya sebagai salah satu faktor mengapa cheerleading adalah olahraga yang layak dipertimbangkan dalam olimpiade. Cheerleading sendiri memerlukan kemampuan atletik yang luar biasa, fleksibel, terkoordinasi.
Karena cheerleading termasuk olahraga yang dinilai, maka sudah memiliki kriteria penilaian ketat. Hal ini mencakup pelaksanaan, kesulitan, hingga kreativitas. Cheerleading terus berkembang untuk memastikan penilaian adil juga konsisten untuk olahraga olimpiade.
Tidak hanya tentang penampilan, cheerleading sebagai olahraga juga mempromosikan kesehatan serta kebugaran. Mengutamakan kekuatan, daya tahan, fleksibilitas sehingga cheerleading mampu mendorong aktivitas fisik dengan meningkatkan kesehatan juga kebugaran anak muda.
Cheerleading telah berkembang jauh sejak sejarahnya dan kini menjadi ajang kompetitif untuk olimpiade. Dengan memasukkannya sebagai bagian dari olahraga artinya menghargai atletisme serta dedikasi para cheerleaders sekaligus menginspirasi kesehatan anak muda.
Cheerleading sebagai Olahraga yang Menggabungkan Akrobat
Para cheerleader dituntut untuk memiliki kekuatan serta koordinasi untuk melakukan aksi akrobatik sulit seperti melempar, lompat, atau berguling dalam waktu cepat. Transisi gerakan ini penting agar penampilan lebih lancar juga mengesankan.
Dengan menonjolkan atletisme serta sinkronisasi tim, maka transisi tidak hanya meningkatkan penampilan saja tapi juga menuntut teknik maupun koordinasi antara anggota. Dalam menguasai transisi pun tetap mengutamakan keselamatan dan kekompakan.
Adapun gerakan akrobatik dalam cheerleading sebagai olahraga meliputi banyak hal. Ada gerakan memanfaatkan lift, yaitu gerakan mengangkat cheerleaders dari lantai dasar lalu membentuk piramida atau aksi tinggi lainnya.
Kemudian menggabungkan level atau perubahan ketinggian. Setiap tim melakukan transisi dari piramida ke versi lebih tinggi. Variasi ketinggian ini menambah daya tarik visual, kompleksitas, juga gerakan dinamis.
Ada gerakan akrobatik dengan melakukan rotasi secara individu maupun beberapa anggota tim secara sinkron. Selama transisi, rotasi bisa dilakukan secara “halus” agar gerakan terlihat mengalir secara artistik.
Cheerleading sebagai olahraga juga melibatkan gerakan jungkir balik, back handspring, round off, front handspring baik di lantai, matras, ataupun salto di udara. Tumbling tersebut adalah bagian dari gerakan atletisme.
Dari gerakan-gerakan akrobatik tersebut, para anggota akan menggunakan gerakan tangan dan lengan tertentu untuk menekankan kata-kata atau hitungan. Gerakan tangan ini untuk meningkatkan sinkronisasi sekaligus menambah elemen gaya.
Latihan dan Teknik Dasar Cheerleading
Untuk menjadi anggota cheerleading, setiap anggota wajib melatih keterampilannya dan latihan khusus. Latihan khusus tersebut meliputi pengaturan waktu dengan berlatih menghitung menggunakan suara keras sambil menyelaraskan gerakan dan isyarat musik.
Lalu ada latihan penempatan posisi untuk menjaga kejelasan visual serta kontinuitas selama transisi. Ada titik-titik yang ditandai di matras/lapangan untuk menentukan posisi anggota supaya mereka memahami formasinya masing-masing.
Semakin banyak tim berlatih, maka semakin baik juga kemampuannya. Setelah menekuni latihan tersebut, maka cheerleading sebagai olahraga mampu melanjutkan teknik-teknik seperti:
- Peregangan straddle, yaitu lompatan tinggi dengan mengendurkan otot-otot agar lompatan lebih besar. Fleksibilitas ini meningkatkan bentuk tubuh sehingga kecil kemungkinan akan cedera saat melompat eksplosif.
- Straddle lift, teknik menguatkan fleksor pinggul untuk lompatan lebih tinggi. Caranya duduk dengan kedua kaki terbuka lebar dan ujung jari kaki runcing. Tubuh sedikit condong ke belakang, tangan di lantai depan tubuh, angkat kaki kanan 2-3 inch dari lantai selama 2 detik.
- Cheerleading sebagai olahraga menggunakan sentuhan kaki saat duduk. Telapak kaki sedikit terangkat dari lantai, sementara lengan dalam posisi seperti belati. Kaki direntangkan dan lengan menyentuh jari kaki.
- Lompat jongkok dengan kedua kaki dibuka selebar bahu. Individu harus melompat secepat mungkin kemudian mendarat dengan lutut sedikit ditekuk.
- Mengondisikan lompat dengan menyelesaikan rangkaian masing-masing 3x high knee, box hops, butt kick, box jump, burpee, jump tap, dan mountain climber dalam total waktu 19 menit.
Pada intinya, cheerleading menggabungkan semua keterampilan atletik yang diselaraskan dengan kerjasama tim. Cheerleading sebagai olahraga sudah diakui dan memiliki aturan standar, badan pengurus global, serta jalur jelas bagi para atletnya.