Latar Belakang, Kronologi Dan Dampak Revolusi Prancis

Sejarah revolusi Perancis memberikan dampak yang besar terhadap tatanan dunia termasuk di Indonesia. Negara Perancis juga merupakan salah satu negara yang maju. Selain itu, saat ini Perancis juga menjadi negara dengan ekonomi terbesar keenam. Untuk mengetahui bagaimana peristiwa besar ini terjadi, apa penyebabnya, simak penjelasan di bawah ini agar tidak salah.

Latar Belakang Revolusi Perancis

Revolusi Perancis terjadi tahun 1789 – 1799 ditandai dengan penyerangan Penjara Bastille. Penyebab meletusnya revolusi Perancis adalah kelaparan serta krisis pangan. Selain itu, ada faktor lain yang berperan besar. Pertama adalah faktor politik pemilihan pejabat negara berdasarkan keturunan bukan kompetensi dan kompetisi. Sistem ini mengesampingkan keahlian serta sarat dengan nepotisme.

Kedua adalah sistem Pemerintahan monarki absolut, yang memandang bahwa raja selalu benar. Raja Louis XIV pada masa itu berkuasa menganggap bahwa negara adalah dirinya sendiri dan tidak ada yang bisa melawan. Sebagai pengukuhan keabsolutannya, Raja Louis XIV penjara Bastille  membuat surat penahanan tanpa sebab. Pemerintahan Raja Louis XIV ini menimbulkan banyak kekacauan karena kesewenang-wenangannya.

Faktor ketiga adalah krisis keuangan karena gaya hidup bangsawan yang suka berpesta. Salah satu yang paling populer adalah Marie Antoinette atau Madame Deficit. Madame Deficit adalah istri Louis XIV yang suka menghabiskan uang negara hingga meninggalkan hutang. Untuk menutupi hutang, Negara mengambil pajak yang tinggi terhadap rakyat. Meski awalnya dibebankan kepada bangsawan namun ditolak. Rakyat semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena kewajiban ini.

Faktor lain adalah hadirnya tokoh-tokoh humanis seperti Voltaire, Montesquieu dan JJ Rousseau (1712 – 1778). Tokoh ini memiliki pemikiran sendiri namun pada intinya memperjuangkan hak-hak rakyat. Terjadinya Revolusi Amerika (dari sistem kolonial menjadi demokrasi)  ikut mempengaruhi meletusnya Revolusi di Perancis. Jenderal Lafayette dan tentara Perancis ikut menyebarkan ide pembaruan sistem demokrasi yang lebih baik dibanding sistem monarki absolut.

Kronologi Sejarah Revolusi Perancis

Dari banyaknya permasalahan di dalam Negara serta pengaruh Revolusi Amerika membuat rakyat berani melawan. Dibantu oleh para pemikir dan tokoh lainnya Revolusi besar-besaran mulai berjalan.

  1. Sidang Etats Généraux

    Sidang Etats Généraux (lembaga perwakilan) memutuskan kebijakan-kebijakan terkait upaya penyelamatan perekonomian. Raja Louis XVI mengaktifkan etat generaux pada tahun 1789 yang sebelumnya nonaktifkan.

  2. Pembentukan Assemble Nationale

    Golongan ketiga yang tidak puas terhadap Etats Generaux karena dianggap menguntungkan bangsawan dan gereja memutuskan untuk menarik diri. Golongan ini kemudian membentuk Assemble Nationale.

  3. Penyerbuan Penjara Bastille

    Sejarah Revolusi Perancis semakin nyata dengan peristiwa penyerbuan penjara bastille. Penjara ini mampu dikuasai rakyat yang kemudian membentuk pemerintahan sendiri dengan nama Commune Paris.

  4. Pembentukan Dewan Nasional

    Perancis membentuk suatu dewan nasional beranggotakan Mirabeau, Lafayette, dan Sieyes. Lembaga ini kemudian menyusun deklarasi hak asasi manusia yang diumumkan pada 27 Agustus 1789 sebagai dasar pemerintahan baru.

  5. Perpecahan Golongan Ketiga

    Golongan ketiga (borjuis dan rakyat jelata) mengalami perpecahan karena borjuis menginginkan pemerintahan monarki konstitusional. Sementara rakyat menginginkan bentuk pemerintahan republik.

  6. Konvensi Nasional (1792 – 1795)

    Pemerintahan Konvensi Nasional dipimpin Robespierre yang diktator. Setelah Robespierre jatuh, Perancis dipimpin pemerintahan kolektif. Dimana kekuasaan eksekutif dipegang oleh 5 orang direktur salah satunya Napoleon Bonaparte.

  7. Konsulat (1799-1804)

    Pemerintahan Direktori atau Directoire yang berjalan dianggap tidak efektif. Hal ini salah satu direktur yaitu Napoleon melakukan kudeta dan mengganti menjadi pemerintahan Konsulat di bawah kepemimpinannya.

  8. Kekaisaran Perancis (1804-1815)

    Pembubaran directoire menjadi tanda berakhirnya sejarah Revolusi Perancis. Napoleon Bonaparte menjadi kaisar pertama disahkan oleh Paus Pius VII pada 1804. Setelah itu Negara ini kembali menjadi negara monarki.

Dampak dari Revolusi Perancis

Dampak positif terjadinya revolusi selama beberapa tahun ini tampak jelas dengan adanya anggapan bahwa Undang-undang sebagai kekuasaan tertinggi. Undang-undang ini mengawasi jalannya kekuasaan eksekutif. Dampak lainnya adalah kemunculan sistem republik sebagai bentuk pemerintahan baru. Sistem ini menghargai demokrasi serta menjunjung hak-hak asasi manusia.

Warga negara berhak mengemukakan pendapatnya, nasionalisme semakin berkembang. Keinginan membangun serta memperbaiki tatanan pemerintahan semakin tinggi. Selain munculnya banyak ide sebagai aksi revolusioner menentang kekuasaan absolut. Revolusi Perancis juga berdampak pada bidang ekonomi. Diantaranya yaitu penghapusan sistem feodalisme serta penguasaan tanah.

Selain itu petani memiliki hak atas tanah serta lahan pertanian. Gilda yang sebelumnya eksis dihapus karena bertentangan dengan sistem liberalism. Gilda adalah sekelompok pengusaha dengan hak monopoli dan dilindungi oleh pemerintah. Dampak dalam bidang ekonomi juga tampak dengan adanya peningkatan industrialisasi.

Sejarah dari revolusi Perancis juga berdampak pada bidang Sosial yaitu terbentuknya tatanan sosial baru. Pendidikan semakin merata tidak hanya didapat oleh para bangsawan saja, tetapi juga rakyat jelata.  Paham Demokrasi, Nasionalisme serta persatuan bahkan mempengaruhi berbagai Negara lain termasuk Indonesia. Indonesia yang kala itu masih memperjuangkan kebebasannya juga mengadopsi semangat dalam sejarah revolusi Perancis.